Jakarta, Risiko kematian dini akibat penyakit kronis
seperti jantung dan diabetes bisa diprediksi dari perbandingan lingkar
perut dengan tinggi badan. Parameter tersebut diklaim lebih akurat
dibanding menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT).
Para peneliti dari Oxford Brookes University mengungkap, lingkar
perut seseorang sebaiknya tidak lebih dari separuh tinggi badannya.
Makin besar ukuran lingkar perutnya, maka risiko mati muda karena
berbagai penyakit kronis akan meningkat.
Jika lingkar perut mencapai 80 persen dari tinggi badan, seseorang punya risiko meninggal 17 tahun lebih awal dibandingkan orang-orang dengan lingkar perut yang lebih kecil. Lingkar perut besar berhubungan dengan risiko sakit jantung, stroke dan diabetes.
Temuan ini terungkap saat para ilmuwan melakukan pengamatan pada sejumlah partisipan pada tahun 1980-an. Pada masa itu, para ilmuwan melakukan pengukuran terhadap lingkar perut dan kemudian membandingkannya dengan tinggi badan masing-masing.
Dengan membandingkan rasio yang didapatkan, para peneliti menemukan bahwa lingkar perut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap harapan hidup yang teramati beberapa puluh tahun kemudian. Bahkan menurut para ilmuwan, rasio ini lebih akurat dibanding IMT.
“Jika Anda mengukur rasio lingkar perut dengan tinggi badan maka Anda mendapat proteksi lebih awal jika terjadi sesuatu, dan kemudian Anda bisa melakukan sesuatu untuk mengatasinya,” kata salah seorang peneliti, Dr Margaret Ashwell seperti dikutip dari Telegraph, Selasa (14/5/2013).
Mengukur lingkar perut penting dilakukan karena bisa menunjukkan jumlah lemak yang tertimbun di rongga perut. Lemak perut yang disebut juga visceral fat merupakan faktor risiko berbagai penyakit penyebab sindrom metabolik yang bisa memicu kematian dini.
Jika lingkar perut mencapai 80 persen dari tinggi badan, seseorang punya risiko meninggal 17 tahun lebih awal dibandingkan orang-orang dengan lingkar perut yang lebih kecil. Lingkar perut besar berhubungan dengan risiko sakit jantung, stroke dan diabetes.
Temuan ini terungkap saat para ilmuwan melakukan pengamatan pada sejumlah partisipan pada tahun 1980-an. Pada masa itu, para ilmuwan melakukan pengukuran terhadap lingkar perut dan kemudian membandingkannya dengan tinggi badan masing-masing.
Dengan membandingkan rasio yang didapatkan, para peneliti menemukan bahwa lingkar perut memberikan pengaruh yang signifikan terhadap harapan hidup yang teramati beberapa puluh tahun kemudian. Bahkan menurut para ilmuwan, rasio ini lebih akurat dibanding IMT.
“Jika Anda mengukur rasio lingkar perut dengan tinggi badan maka Anda mendapat proteksi lebih awal jika terjadi sesuatu, dan kemudian Anda bisa melakukan sesuatu untuk mengatasinya,” kata salah seorang peneliti, Dr Margaret Ashwell seperti dikutip dari Telegraph, Selasa (14/5/2013).
Mengukur lingkar perut penting dilakukan karena bisa menunjukkan jumlah lemak yang tertimbun di rongga perut. Lemak perut yang disebut juga visceral fat merupakan faktor risiko berbagai penyakit penyebab sindrom metabolik yang bisa memicu kematian dini.
0 komentar :
Posting Komentar